Jumat, 30 Desember 2011

Mengungkap Potensi Wisata Sekitar Sungai di Riau

XPDC 12-12 Part 1 | Discovery First Mountain in Riau
Doa Bersama Sampaikan Amanat Masyarakat Riau Kepada Tuhan YME


River Defender bersama Brimapala Sungkai Faperta Unri mengawali Tahun 2012 melaksanakan XPDC 12-12 yang focus pada beberapa petualangan untuk menelusuri potensi wisata alam sekitar sungai yang ada di Propinsi Riau. Pembuka XPDC 12-12 diawali dengan Penemuan Gunung Pertama di Riau (Discovery First Mountain In Riau) yang didukung oleh Kantor Berita Gurindam12 dan Yayasan Mitra Insani serta Telapak BT Riau. Dari hasil identifikasi awal, lokasi potensi wisata alam gunung ini berada di hulu sungai Kampar tepatnya di Sungai Kampar Kiri Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar. Daerah tersebut termasuk dalam kawasan Suaka Margastawa (SM) Bukit Rimbang Bukit Baling yang dilaksanakan pada 29/12/2011 – 3/1/2012.Tentunya banyak orang yang akan bertanya-tanya apakah di Riau terdapat gunung? Memang dahulu sebelum Riau terpisah dengan Propinsi Kepulauan Riau, terdapat sebuah gunung yaitu Daek Lingga yang berada di Tanjung Pinang. Namun walaupun telah terpisah, ternyata Riau sendiri masih memiliki potensi wisata ala
m gunung yang terpendam yang selama ini tidak diketahui khalayak ramai.

Kamis, 20 Oktober 2011

River Defender Kembali Beraksi

River Defender|Pekanbaru. Setelah lama mendiam entah karena demam atau masuk angin, akhirnya kembali beraksi lagi. River Defender mencoba untuk melakukan kegiatan penyelamatan sungai dengan menanam 100 bibit pohon di bantaran sungai sail. Mengambil lokasi srategis di Jalan H Imam Munandar tepat di sekitar jembatan Harapan Raya yang biasa disebut orang pekanbaru. Terdapat dua sisi lokasi yang telah dibangun oleh Pemko Pekanbaru (badan sungai) namun begitu gersang. Akhirnya tepat pada Sabtu (15/10) sekitar pukul 15.00 Wib - Selesai, puluhan anggota River Defender melakukan aksi tanam pohon.

Minggu, 17 April 2011

Berapakah kebutuhan air yang dibutuhkan untuk membuat secangkir kopi.....

Sumber : Kompas
http://sains.kompas.com/read/2011/03/22/19214248/Secangkir.Kopi.Perlu.140.Liter.Air



Berapa jumlah air yang dibutuhkan untuk menyajikan secangkir kopi? Beberapa dari Anda mungkin akan dengan mudah menjawab, "Pastinya satu cangkir." Tapi, berdasarkan Water Footprint, rata-rata jumlah air yang dibutuhkan untuk menyajikan secangkir kopi adalah 140 liter.

Bagaimana bisa? Water Footprint tak hanya menghitung air yang digunakan untuk menyeduh kopi, tetapi juga total air yang dibutuhkan untuk menanam dan memelihara kopi, memanen, dan memrosesnya hingga menjadi biji kopi yang siap digiling, didistribusikan, hingga akhirnya disajikan di meja.

Jumlah tersebut cukup mengagetkan. Namun hal itu bisa menjadi cerminan bahwa pemakaian air dalam bidang pertanian, industri, dan konsumsi masyarakat tak terkirakan. Contoh lain, menyajikan secangkir teh memerlukan 35 liter air dan menyajikan 1 kg nasi memerlukan 3.000 liter air.

Untuk melihat dan mengontrol konsumsi air, pada tanggal 28 Februari 2011 lalu Global Water Footprint Standard merilis catatan terbaru. Catatan yang merupakan standar tersebut dikembangkan oleh Water Footprint Network dengan 139 partner, ilmuwan dari Universitas Twente, Belanda, serta kalangan LSM, perusahaan, dan pembuat kebijakan.

Minggu, 03 April 2011

BONO "TUJUH GELOMBANG HANTU"

Teluk Meranti merupakan sebuah kelurahan yang berada di Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau. Secara geografis lokasi teluk meranti berada di bantar sungai kampar tepat di hilir / muara sungai kampar.


Sungai kampar yang secara administrasi terletak di 2 kabupaten di Propinis Riau yaitu Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan. Untuk di wilayah kabupaten pelalawan sungai kampar menyimpan sebuah fenomena alam yang sangat menakjubkan yang masyarakat biasa meyebutnya dengan "Bono"!


Senin, 28 Maret 2011

Hari Air Sedunia, Entah Untuk Siapa?

Pekanbaru | Sungai Sail. Tepat pada hari Sabtu, 26 Maret 2011, River Defender bersama dengan Koalisi Rakyat Untuk Hak Atas Air (KRuHA) Wilayah Riau (http://www.kruha.org/) melakukan kegiatan penyelamatan sungai melalui aksi bersih dan
penanaman pohon di sungai sail. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati hari air sedunia yang bertepatan pada tanggal 22 Maret dengan tema Water for Cities, Responding to The Urban Challenge (Air Perkotaan dan Permasalahannya). Maksud dari aksi ini adalah melakukan penyelamatan sungai yang merupakan salah satu sumber air untuk wilayah Pekanbaru dengan melibatkan peran masyarakat, karena permasalahan yang berada di aliran sungai adalah akibat pengelolaan sampah rumah tangga dan industri yang berada di sepanjang sungai yang tidak dikelola dengan baik.

Di dalam aksi kali ini, River Defender melibatkan Pemda Kota Pekanbaru melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Pasukan Khas Angkatan Udara (PASKHAS AU), Mahasiswa, Pelajar dan masyarakat sekitar sungai. Himbauan di sampaikan memalui selembar surat yang di kirimkan ke masing-masing instansi tersebut diatas. Keterlibatan dari berbagai pihak dalam melakukan penyelamatan sungai Sail, yang kita sebut sebagai sungai perkotaan karena mengalir tepat dari jantung kota pekanbaru belum memenuhi apa yang River Defender harapkan.

Selasa, 22 Maret 2011

RIP CURL Saja Tertarik Dengan Gelombang Bono!!

Sebanyak 17 orang yang tergabung dalam RIP CURL (www.ripcurl.com) telah berkunjung ke Teluk Meranti Kec Teluk Meranti Kab Pelalawan Riau dengan tujuan untuk melaksanakan kegiatan Project Bono (Surfing With Bono) Search Expedition pada 17 – 24 Maret 2011 sekaligus juga ingin mendokumentasikan gelombang bono yang terdapat di muara sungai kampar agar dapat lebih dikenal di seluruh dunia.

Adapun 17 orang tersebut adalah : Arnaud Decarne (FRA), Antony Colas (FRA), James Hendy (UK), juga ditambah dengan media expert yang akan melakukan pendokumentasian yaitu Jean-Patrick Mothes (FRA), Lachlan McKinnon (AUS), Jonathan Frank (AUS), Stéphane Queme (FRA), Edward Grambeau (AUS), Nate Lawrence (USA), Vincent Lartizien (FRA), Michel Larronde (FRA), SYAHRIM HJ (IND), serta beberapa orang yang bagi orang umum mereka tidak begitu terkenal, namun kalau untuk komunitas peselancar mereka tidak asing lagi yaitu : Tom Curren (USA) Alive surfing legend and 4 times world champ, Bruno Santos (BRZ) TOP 3 ASP South America and former ASP WT 2010 and 2006 Junior World Champ ISA, Tyler Larronde (FRA) big media push on 2010 and Younger Tow surfer ever/ Biillabon XXL qualification, Dean Brady (AUS) RC Australia Official team leader, dan Oney Anwar (IND) RC Asia Official team leader. 


Kedatangan mereka merupakan garapan kegiatan dari RIP CURL sebagia organizer programme. Dan untuk persiapan di daerah River Defender menjadi salah satu key actor untuk kegiatan ini. Karena berdasarkan pengalaman yang telah dirasakan oleh River Defender pada tahun 2010 yang lalu, dimana begitu banyak kendala dan hambatan baik di tingkat pemerintahan bahkan kepolisian ketika River Defender juga membantu dan memfasilitasi para peselancar yang datang dari Perancis, Brazil dan German untuk berselancar dengan gelombang bono pada September dan Desember 2010 yang lalu.
Atas dasar itu, River Defender meminta kepada perwakilan dari team RIP CURL yang akan berselancar dengan gelombang bono untuk dapat melaungkan waktu bertemu dengan Pemerintah Daerah Riau dan Pihak Kepolisian sebagai sebuah bentuk penyampaian maksud dan tujuan mereka. Ternyata permintaan itu dikabulkan 2 orang perwakilan RIP CURL team sudah sampai di Pekanbaru pada Senin (14/3), dan melalui River Defender 2 orang perwakilan yaitu Arnaud Decarne (FRA) posisi sebagai Project Manager dan Antony Colas (FRA) sebagai Event Coordinator dapat bertemu dengan Pemerintah Daerah Riau yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Riau. Tepat pada hari Selasa (15/03) 2 orang perwakilan bertemu dengan Kepala Disbudpar Propinsi Riau (Bapak M Yamin) di Kantor Disbudpar Riau tepatnya di Ruangan Muara Takus. Acara dimulai tepat pada pukul 10.00 wib. Inti dari pertemuan ini adalah penyampaian maksud dan tujuan RIP CURL ke sungai kampar dan juga memberikan informasi bahwa potensi gelombang bono ini merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi tujuan wisata internasional. 

Setelah itu, River Defender juga membantu mempertemukan mereka dengan Pihak Kepolisian Daerah Riau yaitu dengan Polisi Pariwisata (Ibu Azenita) dan Intelkam Polda Riau (Bpk Zahwani Pandra Arsyad). Kita diterima dengan sangat baik dan segala pengurusan dokumen pemberitahuan dan surat izin atas kegiatan yang akan dilakukan sungguh begitu baik. Well Done buat semuanya. 

Semoga kedepan wisata selancar dengan gelombang bono ini dapat lebih diperhatikan oleh Pihak Pemerintah kita. River Defender siap untuk membantu selama dengan adanya wisata sungai ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang berada di sekitar sungai kampar. Video dapat diakses :http://www.youtube.com/watch?v=2_vmS-bCoNU&feature=player_embedded

Kamis, 20 Januari 2011

Penyerahan Kangkung Secara Simbolis Kepada Pekanbaru Medical Center (PMC)

Pekanbaru | River Defender. Aksi Penyerahan Sayur Kangkung Secara Simbolis Kepada Pekanbaru Medical Center (PMC) yang dibeli langsung dari Petani Sayur Kangkung Sungai Sail yang dilaksanakan pada Kamis (20/01) pukul 11.00 wib di lokasi Gedung Pekanbaru Medical Center Jl. Lembaga Permasyarakatan No 25 Pekanbaru. Aksi ini diikuti oleh sekitar 10 orang anggota River Defender. Kangkung dijadikan simbol dan bentuk himbuan kepada seluruh masyarakat Kota Pekanbaru yang sudah berkontribusi terhadap kondisi sungai sail saat ini dan Pekanbaru Medical Center menjadi representative untuk peduli akan kesehatan dan kebersihan serta sebagai simbol kesehatan untuk umum dan pengobatan untuk masyarakat kota pekanbaru. Karena sayur kangkung dari sungai sail ini sebagian besar dikonsumsi masyarakat pekanbaru. Kangkung tersebut secara resmi diberikan River Defender kepada PMC yang resmi diterima oleh Resepsionis karena pihak manajeman PMC melalui Humasnya tidak mau menjumpai dengan alasan sedang sibuk!

Aksi ini didasarkan atas kegiatan River Defender yaitu Susur Sungai Sail mulai dari hulu sampai ke hilir yang dilaksnakan pada 31 Januari 2010 – 2011. Begitu banyaknya kondisi dan perubahan yang terjadi dengan sunga sail. Selain sampah yang berasal dari limbah rumah tangga, banyak juga aktivitas manusia yang menyebabkan kondisi sungai sail saat ini, begitu juga dengan limbah yang berasal dari industri-industri yang membuang limbahnya ke sungai sail. Secara kondisi dan situasi telah banyak perubahan yang terjadi di sungai sail. Disadari atau tidak banyak masyarakat sekitar sungai yang memanfaatkan sungai sebagai sumber ekonomi seperti pencari ikan, siput dan cacing sutra bahkan sampai dengan petani sayur kangkung yang memanfaatkan sungai sail sebagai tempat bercocok tanam.

Namun saat ini, semua itu sudah mulai susah untuk didapatkan karena sungai sail sudah terlalu banyak terkontaminasi dan berubah akibat kondisi yang tidak lagi mendukung. Hanya yang masih tersisa orang yang mencari ikan dan petani sayur kangkung yang produktivitasnya sudah mulai menurun setiap harinya. Sebagian besar masyarakat kota pekanbaru mengkonsumsi sayur kangkung yang berasal dari sungai sail. Ketika ini sudah terkontaminasi, artinya akan berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat pekanbaru. Dimana Pekanbaru Medical Center juga termasuk dari sekian banyak industri yang berkontribusi terhadap perubahan kondisi sungai sail ini.

Maka dari itu sudah seharusnya kita semua peduli terhadap kondisi sungai sail yang sangat mengkhawatirkan ini. Dengan kangkung ini sebagai simbol untuk memberikan himbauan dan ajakan untuk kita peduli terhadap sungai sail. Begitu banyak perusahaan yang berkontribusi terhadap perubahan yang terjadi di sungai sail harusnya bisa lebih peduli dan tidak hany mementingkan keuntungan dari usaha mereka saja. River Defender mengajak seluruh masyarakat kota pekanbaru untuk bersama-sama melakukan aksi peduli terhadap sungai sail. Dan kita meminta tegas tanggung jawab Walikota Pekanbaru terhadap kondisi sungai sail ini.

Sungai Ku.... Masa Depan Ku .....


Sabtu, 15 Januari 2011

Kangkung Air Sail



Kangkung adalah salah satu tumbuhan air yang hidup di perairan sungai Sail selain rumput dan enceng gondok, tetapi kankung bukan tumbuhan liar yang berada di perairan sungai, kangkung dengan sengaja di budidayakan oleh petani kangkung.Bapak Taruji adalah petani kangkung yang sukses yang telah mensarjanakan anak lelakinya di Universitas Riau.

Sebelas tahun yang lalu kangkung Pak Taruji di budidayakan di genangan air yang berada di sekitar bantaran sungai, yang memanfaatkan air pasang surut sungai Siak yang sampai kedalam aliran sungai Sail. Pada tahun 2005 dilakukan pengerukan dasar sungai Sail oleh pemerintah Pekanbaru sehingga bantaran sungai menjadi lebih tinggi, hal ini membuat Pak Taruji berpikir keras dalam membudidayakan kangkung air yang tidak lagi mendapat suplai air dari pengaruh pasang surut air sungai. Muncul ide membudidayakan kangkung langsung di aliran sungai, pada awalnya kangkung di ikat di tiang yang di tegakkan di aliran sungai namun belum dikatakan berhasil karena jika air sungai pasang maka kangkung akan tenggelam di dalam air sehingga tidak dapat di panen, namun hal ini tidak mematahkan semangat Pak Taruji untuk terus memegang jabatan sebagai petani kangkung. muncul ide baru, kangkung di budidayakan diatas rakit yang terbuat dari 2 batang bambu yang di ikat di tiang yang di tancapkan di sungai, inovasi ini mampu mengatasi masalah naik turunnya air di di sungai, karena rakit mampu mengikuti pergerakan air. Satu rakit menanggung beban kangkung seluas 2 m x 7-8 m rambatan kangkung.

Kangkung Pak taruji mampu menyuplai kebutuhan sayur di pasar Sail sebanyak 70 ikat perhari secara kontinu (Ready Stock), harga Kangkung Rp. 500/ikat yang dilepas ke pedagang Pasar Sail langganan Pak Taruji. Kangkung di panen pada siang hari sebelum zuhur dan sore hari sebelum maghrib.

Sebagai petani kangkung Pak Taruji merasa bangga dengan apa yang telah ia capai, sebelum membudidayakan kangkung Pak Taruji adalah pencari sifut di aliran sungai sail, dalam satu hari 30 kg sifut yang berhasil di kumpulkan dari sungai, harga sifut pada waktu itu adalah Rp. 5000/Kg yang dijual sendiri di pasar Kodim Pekanbaru, namun saat ini Pak taruji tidak lagi bisa mencari sifut, karena sifut-sifut itu telah menghilang tidak tau kemana, sangat sulit dicari, jangankan untuk di jual, untuk memenuhi kebutuhan keluarga saja sudah tidak bisa lagi, Kata Pak taruji sifut itu pergi setelah pembangunan rumah sakit yang berada lebih ke hulu dari tempat Pak taruji. Apakah nasib Kangkung sungai Sail akan sama dengan Nasib sifut sungai sail, atau apakah ini cobaan dari Tuhan terhadap Pak Taruji, hanya pemerintah yang tahu, saya rasa, tapi saya pikir Pak taruji lebih pintar.

Pak Taruji mulai sedikit mengeluh dengan kondisi air sungai yang selalu tidak baik, karena air sungai yang buruk mengganggu pertumbuhan kangkung, yang paling parah biasanya bila hujan lebat turun setelah satu minggu lebih tidak terjadi hujan di kota pekanbaru menyebabkab banyak sampah yang datang menghampiri rakit-rakit tempat kangkung tumbuh dan cairan seperti oli yang menempel di batang dan akar kangkung, hal ini menyebabkan kangkung air menjadi layu dan menguning sehingga tidak layak untuk di jual, kata Pak Taruji.Ternyata hama kangkung air Sail cukup unik bukan serangga atau ulat melainkan oli dan sampah.