Senin, 28 Maret 2011

Hari Air Sedunia, Entah Untuk Siapa?

Pekanbaru | Sungai Sail. Tepat pada hari Sabtu, 26 Maret 2011, River Defender bersama dengan Koalisi Rakyat Untuk Hak Atas Air (KRuHA) Wilayah Riau (http://www.kruha.org/) melakukan kegiatan penyelamatan sungai melalui aksi bersih dan
penanaman pohon di sungai sail. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati hari air sedunia yang bertepatan pada tanggal 22 Maret dengan tema Water for Cities, Responding to The Urban Challenge (Air Perkotaan dan Permasalahannya). Maksud dari aksi ini adalah melakukan penyelamatan sungai yang merupakan salah satu sumber air untuk wilayah Pekanbaru dengan melibatkan peran masyarakat, karena permasalahan yang berada di aliran sungai adalah akibat pengelolaan sampah rumah tangga dan industri yang berada di sepanjang sungai yang tidak dikelola dengan baik.

Di dalam aksi kali ini, River Defender melibatkan Pemda Kota Pekanbaru melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Pasukan Khas Angkatan Udara (PASKHAS AU), Mahasiswa, Pelajar dan masyarakat sekitar sungai. Himbauan di sampaikan memalui selembar surat yang di kirimkan ke masing-masing instansi tersebut diatas. Keterlibatan dari berbagai pihak dalam melakukan penyelamatan sungai Sail, yang kita sebut sebagai sungai perkotaan karena mengalir tepat dari jantung kota pekanbaru belum memenuhi apa yang River Defender harapkan.

Aksi bersih di mulai pada jam 13:30 Wib dengan menggunakan peralatan yang sangat seadanya, aksi dimulai dari jembatan sungai Batak menuju muara sungai Batak di sungai Sail, turun kedalam sungai batak yang dasar sungai pasir halus, dengan air berwarna gelap berbau kental bau selokan, telapak kaki serasa di pijit-pijit saat memijak pasir dasar sungai, dan sesekali kita di kejutkan oleh jarum akupuntur (paku berkarat) yang masih tegap berdiri diatas sebatang kayu tenggelam di dasar sungai. Di akhir aksi ini dilakukan penanaman 50 batang pohon Pulai, dan mengangkat jaring penangkap sampah yang kami pasang tepat di muara sungai pada hari sebelumnya, jaring ini hanya berfungsi dalam menahan sampah yang terapung atau terbawa arus, dan dapat dikatakan berhasil dalam menahan sampah masuk kedalam sungai Sail.

Bermacam-macam sampah yang kami temui, mulai dari sampah plastik, baju bekas, selimut, kayu, jarum suntik dan infuse, ban bekas, dan sampah organik. Kelihatan bahwa yang dilakukan dinas kebersihan hanya membersihkan sampah yang terlihat mata saja, sementara sampah yang tenggelam tidak dibersihkan atau dibiarkan saja sepertinya, sedangkan sampah-sampah yang laku dijual menjadi rebutan diantara mereka. Sampah yang di kumpulkan di buang dengan menggunakan mobil dinas kebersihan ke tempat penampungan sampah terdekat. Persoalan menurunnya kondisi sungai tidak pernah terselesaikan di kota pekanbaru, terbukti dengan masih saja ada persoalan sampah yang terus mengalir di dalam sungai, sungai dikotori oleh sikap apatis terhadap lingkungan oleh masyarakat pekanbaru, sebagian masyarakat yang berpikir dengan membuang sampah disungai akan menyelesaikan persoalan sampah, sampah di sungai akan hilang terbawa air jika turun hujan. Apakah pantas dan wajar sungai di bebani dengan permasalahan ini.


Sebenarnya sungai memiliki peranan penting dan vital bagi kehidupan manusia. Tidak hanya berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya ekosistem, tapi juga sumber air untuk penghidupan bagi masyarakat sekitarnya. Di dalam sejarah, dinamika kehidupan manusia senantiasa berada di sekitar sungai. Sayangnya, tidak semua orang, lembaga dan instansi memiliki kepedulian yang sama terhadap keberadaan sungai. Untuk membenahi sungai-sungai yang ada di perkotaan, tidak cukup dengan pendekatan teknis semata. Tapi juga mesti dengan pendekatan sosial budaya. Kombinasi pendekatan seperti ini masih jarang dilakukan. Sungai-sungai yang melintas di perkotaan terus mengalami penurunan kualitas dari waktu ke waktu. Perlu sinergitas antara masyarakat lokal, pemerintah daerah dan swasta, dengan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat melalui peningkatan pengetahuan masyarakat dalam hal pengelolaan sungai. pendekatan melalui institusi pemerintah dan pemberdayaan masyarakat adalah upaya yang sangat strategis dalam mengembalikan fungsi sosial sungai.

5 comments:

Anonim mengatakan...

Bravo River Defender..... Salut & selamat atas aksinya

Zen - Telapak BT Riau

Anonim mengatakan...

Terimakasih banyak bg,..
Doakan kami sehat selalu, dan ngak cacingan karena kelamaan berendam di sungai...

hehehhe

wewen

Mbah Tjiliwoeng mengatakan...

Mantebh djaja dan top markotop betoel grombolan River Devender ini poen!!! Menemoekan itoe slang dan djaroem infoes soenggoeh2 penting. Djahadi boekti bahoewasanja roemah sakit besar jang moderen tiada pedoeli sama itoe kesihatan soengaij di sekitarnja. Oesoelken sadja soepaija itoe roemah sakit ditoetoep.

Salamvantjiliwoeng

Akhwan Binawan mengatakan...

Mbah jangan terlalu memuji kami,, kami ini masih baru belum ngerti apa-apa, namun bagaimana ya membuka semua mata orang lain, bahwa sungai itu penting, sungai bukanlah solusi buat sampah...

Salam RD

Unknown mengatakan...

sepertinya bukan hanya mata, tapi hatinya juga perlu di sentuh. Biar lebih arif dalam menyikapi kondisi sungai yg sekarang.

Posting Komentar