Selasa, 25 Desember 2012

Saat Ini Hujan Itu Rejeki Atau Sumber Bencana


Hujan sering disebut oleh orang tua kita dulu sebagai tanda datangnya rezeki. Nah, bagaimana dengan sekarang? Intensitas curah hujan yang tinggi sering disebut-sebut penyebab terjadinya bencana banjir, dan longsor. Hujan sebagai sebuah fenomena alam sekarang menjadi penyebab sumber bencana. tetapi mengapa intensitas hujan lima tahun belakangan ini menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Tingginya intensitas curah hujan saat ini sebenarnya diduga akibat ulah manusia sendiri yang bermula dari pola hidup yang tidak ramah dengan lingkungan. secara teori tingginya curah hujan berbanding lurus dengan tingginya penguapan air di permukaan bumi, dan tingginya penguapan air disebabkan suhu bumi yang tinggi dan terus meningkat akibat terjadinya pemanasan global. Sehingga terjadinya perubahan iklim, cuaca yang tidak menentu sudah pasti disebabkan ulah kita sendiri.  

Hujan adalah peristiwa turunnya air dari langit ke bumi. Awalnya air hujan berasal dari air dari bumi seperti air laut, air sungai, air danau, air waduk, dan lain sebagainya. Selain air yang berbentuk fisik, air yang menguap ke udara juga bisa berasal dari tubuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, serta benda-benda lain yang mengandung air.

Air-air tersebut umumnya mengalami proses penguapan atau evaporasi akibat adanya panas matahari. Air yang menguap melayang ke udara dan akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama uap-uap air yang lain. Di langit yang tinggi uap tersebut mengalami proses pemadatan atau kondensasi sehingga membentuk awan. Dengan bantuan angin awan-awan tersebut dapat bergerak kesana-kemari baik vertikal, horizontal dan diagonal, pergerakan awan didukung oleh pergerakan angin.

Akibat angin yang bergerak menyebabkan terbentuknya awan, atmosfir bumi yang suhunya rendah atau dingin membentuk butiran es dan air. pada saat awan terkumpul dengan banyak sehingga awan menjadi berat dan tidak mampu ditopang angin, membuat butiran-butiran air tersebut jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan (proses presipitasi). 

Gambar siklus turunnya air hujan


Secara tidak langsung tingginya curah hujan dipengaruhi oleh tingginya suhu di bumi yang menyebabkan proses penguapan air menjadi tinggi.

Hujan yang berlebih pada suatu lokasi dapat menimbulkan bencana pada kehidupan di bawahnya. Banjir dan tanah longsor adalah salah satu akibat dari hujan yang berlebihan. Perubahan iklim di bumi akhir-akhir ini juga mendukung persebaran hujan yang tidak merata sehingga menimbulkan berbagai masalah di bumi. Untuk itu kita sudah semestinya membantu menormalkan iklim yang berubah akibat ulah manusia agar anak cucu kita kelak tidak menderita dan terbunuh akibat kesalahan yang kita lakukan saat ini.

Selama 27 tahun antara tahun 1979 dan 2005 beberapa daerah tropis mengalami peningkatan curah hujan sebanyak 0,5 milimeter per hari per dekade (daerah merah).Secara keseluruhan, curah hujan tropis meningkat 5 persen selama periode ini. Guojun Gu, NASA.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan data dari BMKG tercatat distribusi curah hujan diatas normal pada bulan November 2012.

Hujan yang berlebihan dapat meninbulkan dampak negatif terhadap sisi pola pertanian, banjir, dan lain-lain. 

Sebagai manusia sudah sepantasnya kita dapat untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi di bumi yang akan kita wariskan kepada generasi seterusnya, hidup yang bertanggung jawab adalah upaya terkecil dari tiap-tiap individu kita dalam menyelamatkan keberlangsungan lingkungan, seperti bertanggung jawablah atas sampah atau limbah yang kita hasilkan, it's simple alias sederhana bro, tetapi itu menunjukkan kita masih punya moral.

Selasa, 06 November 2012

Gubri Ayo Buktikan Kalau Anda Peduli DAS di Riau

Rabu tepatnya pada 31 Oktober 2012 yang lalu, Gubernur Propinsi Riau, Rusli Zainal menerima penghargaan dari Kementerian Kehutanan Republik Indonesia karena katanya Pak Gubernur kita sangat peduli dan punya perhatian melalui kebijakan yang dikeluarkan dalam menangani Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di Riau. Penghargaan ini langsung diserahkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjend) Kemenhut RI Hadi Daryanto bersamaan dengan seminar nasional pengelolaan DAS di Gedung Kemenhut di Jakarta. 

Seperti kita ketahui bersama, Riau memiliki 4 sungai besar yang membelah kawasan ini diantaranya adalah Sungai Kampar, Siak, Indragiri dan Rokan. Dan terdapat hampir ratusan sungai-sungai kecil yang juga tersebar di propinsi ini. Kondisi yang ada saat ini juga tidak seperti yang selalu kita lihat dan dengar dari penjelasan dan informasi yang disampaikan oleh pihak-pihak yang selama ini punya tanggung jawab terhadap kebaradaan sungai-sungai kita ini. 


Semua problema yang ada baik dari aspek ekologi, ekonomi dan budaya ada di sekitar kawasan sekitar daerah aliran sungai. Sebut saja salah satunya adalah sungai kampar. Masih banyak masyarakat adat dan lokal yang masih sangat bergantung dengan sungai. Namun dengan banyaknya pencemaran dan kerusakan ekosistem yang terjadi mereka semakin membuat mereka terpuruk dan tanpa ada tanggapan dari Bapak Gubernur kita tercinta ini. Yang ada hanya kalau terjadi bencana banjir barulah mereka melakukan sedikit respon, walapun respon mereka agak sedikit lambat. 

Di perkotaan yang ada di Riau seperti Pekanbaru, sungai sudah menjadi tempat sampah terpanjang di dunia. Kerana banyak pihak yang berdekatan dengan sungai dengan mudahnya membuang sampah mereka ke sungai tanpa sadar akan akibatnya. Dan dari hasil analisis River Defender, pembuangan sampah yang dilakukan oleh para pihak di sekitar sungai bukan tanpa alasan, ternyata Pemerintah kita tercinta ini tidak mampu menyediakan dan mengelola sampah yang hadir setiap hari di kota Pekanbaru ini. 

Terus kenapa Pak Gubernur kita tercinta ini diberi penghargaan atas kepdeuliannya dan kebijikan yang dibuat dalam pengelolaan DAS di Riau? Apa ya kriteria dan indikator yang digunakan Kementerian Kehutanan RI? Apakah karena Pemerintah Propinsi Riau telah berhasil membentuk Dewan Sumber Daya Air (DSDA) Daerah Riau yang terdiri dari para pihak yang ada di Riau salah satu anggotanya satu Lembaga yang sangat vokal terhadap kerusakan lingkungan di Riau (WALHI Riau)?. Ya kalau dibilang kebijakan terhadap DAS, hal itu merupakan sebuah kebijakan baik. Namun kalau boleh tahu, apa saja yang sudah dilakukan oleh Dewan SDA Daerah Riau mulai dibentuk hingga saat ini? 

Selasa, 04 September 2012

Pencemaran Atas Sumber Air Hukumnya Haram!

Mata-Mata Sungai- Sebuah perusahaan pulp and paper terbesar di Asia yang berlokasi di Propinsi Riau | PT. Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) melakukan pencemaran sumber air minum warga Pelalawan Kabupaten Pelalawan. Hal ini terungkap dari keluhan warga atas keruhnya air pada stasiun Pengelolaan Air Minum (PAM) Pelalawan yang dialirkan ke rumah-rumah warga. Sumber air untuk PAM Pelalawan ini berasal dari Sungai Rasau salah satu Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Kampar yang dimanfaatkan warga sebagai air untuk keperluan warga sehari-hari. Atas dasar ini River Defender menuntut PT RAPP untuk segera mencari solusi atas pencemaran tersebut, karena AIR merupakan hajat hidup orang banyak dan bagi siapa saja yang mencemari Sumber Air hukumnya HARAM!!!!

Seperti yang diberitakan Haluan Riau, Pelalawan-Warga Kelurahan Pelalawan, Kecamatan Pelalawan meminta PT RAPP membuat kanal baru. Pasalnya, kanal untuk panen akasia salah satu bahan baku pembuatan kertas dan bubur kertas, mengakibatkan air PAM di kelurahan setempat keruh. "Saat ini PT RAPP sedang panen akasia, jadi kanal-kanal yang dipakai perusahaan itu bermuara ke Sungai Rasau, anak Sungai Kampar yang terletak di samping kanan bangunan istana. Sementara sungai itu dimanfaatkan PAM kelurahan untuk diambil airnya guna keperluan warga. Jadi masalahnya kanal yang saat ini dicuci oleh perusahaan untuk mengangkut kayu, airnya masuk ke Sungai Rasau, sehingga air Sungai Rasau yang tadinya jernih saat ini keruh, sehingga mempengaruhi aliran PAM yang disalurkan ke rumah warga," ujar anggota DPRD asal Pelalawan, T Khairil, Minggu (29/7).

Senin, 04 Juni 2012

Kami Hijaukan Sungai & Kota Ini.....

Riverdefender| Pekanbaru. Terik matahari pagi dibantaran sungai dengan hiruk keramain aktifitas kota, kembali menjadi sebuah tempat untuk Riverdefender dan Ospalindup (organisasi pencinta lingkungan hidup ) dari SMK 2 pekanbaru melangsungkan aksi penghijauan. Dalam aksi ini sedikitnya sekitar 200 bibit pohon tertanam dengan baik di sepanjang hamparan sungai batak, Kec Sail, Kelurahan Sail. Pekanbaru 30 April 2012.

Beberapa jenis Bibit pohon yang berhasil ditanam terdiri dari buah-buahan, seperti Durian, Ketapang, Manoni, dan Cempedak. Semangat untuk mengijaukan Bumi lancang kuning tak pernah pudar dari kegiatan Riverdefender, begitu juga dengan teman-teman pemerhati lingkungan yang ikut dalam kegiatan tersebut, dengan harapan apa yang telah dilakukan ini suatu saat nanti akan menimbulkan dampak baik terhadap lingkungan maupun masyarakat sekitarnya.

Melihat apa yang teman-teman temukan di lapangan pada saat penghijauan di bantaran sungai batak ini, masih banyak sampah yang di tampung oleh anak sungai ini, kebiasaan masyarakat sekitar tak kunjung sembuh untuk terus membuang sampah di sungai ini, sengaja atau tidak namun itu lah Faktanya.

Tak hanya sampai disini langkah Riverdefender untuk menghijaukan Kota tercintaan ini dengan penghijauan,dan terus memantau sungai-sungai yang terancam dengan segala hal, oleh tangan manusia yang selalu teledor dengan kebiasaan buruknya..

Berikut sedikit photo aksi lingkungan penghijauan yang di gagas oleh Riverdefender dan organisasi pencinta lingkungan, kegiatan yang di tajuk pada tanggal 30 april 2012.


Selasa, 31 Januari 2012

Isu Lokal Dibawa Menjadi Isu Nasional

Satu tujuan dari XPDC 12|12 ini adalah untuk memberitakan informasi yang selama ini tidak banyak diketahui, khususnya apa yang terjadi di sekitar kawasan sungai-sungai yang ada di Propinsi Riau. Pemberitaan media yang ada saat ini hanya berkutat dengan isu nasional yang selalu menjadi bahan siap saji untuk masyarakat di daerah sehingga isu-isu lokal seakan terlupakan. Mari kita simak sedikit perjalanan tim XPDC 12|12 yang membawa isu lokal menjadi isu nasional.

Pendistribusian informasi dari hasil XPDC 12|12 Part 1 ini sungguh sangat berat dan banyak menemui rintangan. Namun dengan semangat juang yang tinggi untuk menginformasikan kondisi sekitar kawasan sungai di Riau tepatnya di Sungai Kampar menjadikan motivasi bahwa hal ini harus menjadi perhatian publik.

Temuan Gunung Pertama Riau Oleh Tim XPDC 12|12



Bravo buat team XPDC 12|12 yang telah berhasil memberikan informasi tenatng keberadaan gunung pertama di Propinsi Riau yang selama ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat Riau. Hal ini juga turut mengembangkan potensi wisata sekitar sungai yang ada di Riau, karena posisi gunung Jadi ini berada di kawasan hulu sungai kampar di Kabupaten Kampar

Banyak cerita dan informasi yang didapatkan dari hasil perjalanan ini. Mulai dari potensi, kendala, kondisi ekonomi, kekayaan bodeversity dan banyak macam. Terutama dilihat dari sisi ekonomi masyarakat yang sangat bergantung dengan alam dan lingkungan sekitar. Masih cukup rendah karena tidak begitu banyak kepdeluian pemerintah daerah.

Dengan harapan, hasil ekspedisi ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat melalui sektor wisata, baik dari sisi wisata alam dan sumber daya alamnya. Air terjun sangat berlimpah, potensi burungnya... wahhhhh.......

Rabu, 04 Januari 2012

Menyampaikan Amanat Masyarakat Riau Dengan Doa Bersama



Discovery First Mountain in Riau | Gunung Jadi

XPDC 12-12 | Part 1


Hari Ketujuh | Rabu, (4/12). Dari awal direncanakan sampai ke puncak gunung Djadi pada Minggu (1/1), namun karena beberapa halangan dan hambatan akhirnya tim berhasil sampai puncak pada Rabu (4/1) pada pukul 13.00 Wib.

Kondisi seluruh tim baik, hanya saja ada beberapa anggota tim yang mengelami lecet-lecet dibagian kaki. Setelah sampai di puncak, aktivitas selanjutnya adalah Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih dan bendera para pendukung kegiatan ini. Ditambah dengan pembuatan tugu untuk menandakan ketinggian dari puncak Gunung Djadi ini yang ternyata ketinggian Gunung Djadi ini adalah 1.100 mdpl berdasarkan data GPS tim.

Di Ketinggian 900 Mdpl, Oksigen Berkurang


Discovery First Mountain In Riau | Gunung Djadi
XPDC 12-12 | Part 1

Hari Keenam
| Tepat pukul 10.30 WIB tim Discovery FirstMountain in Riau 03/01/2012 mendekati puncak Gunung Djadi yang berada diKabupaten Kampar. Dalam perjalanan tim menemukan berbagai flora dan fauna. Tim jugasempat mendaki cadas dalam perjalanan ke Gunung Djadi.

Jarak pandang hanya 3 meter di atas ketinggian 900 meter diatas permukaanlaut, kondisinya berkabut tebal. Di ketinggian ini, tipisnya oksigen begituterasa, saat kami bernapas sedikit terasa pendek. Sejauh ini, perjalanan yangkami tempuh telah mencapai 12,93Km dan untuk mencapai puncak berdasarkan petadi GPS kami akan membutuhkan jarak tempuh sejauh 3, 01Km lagi.

Merangkak & Memanjat di Kemiringan 70 Derajat


Discovery First Mountain In Riau | Gunung Djadi
XPDC 12-12 | Part 1


Hari Keempat | Sekitar pukul 14.54 Wib, Minggu (1/1). Saat ini tim sudah di ketinggian 739 mdpl, dan telah melewati 3 bukit sebelum mencapai puncak gunung, sehingga total bukit yang telah dilewati adalah 4 bukit, dan tersisa satu bukit lagi.

Pukul 15.57 wib, Saat ini, tim sedang mencari sumber mata air. Karena persediaan air menipis. Bendera Gurindam12 sangat berguna untuk menunaikan ibadah sholat 5 waktu. Jarak yang akan ditempuh untuk sampai ke puncak gunung sekitar 5,6 km lagi. Vegetasi tanaman sangat beragam, menurut fahmi dari tim riset mengatakan, bahwa masyarakat sangat setuju kalau kedepan potensi wsiata gunungn ini akan dikembangkan, karena dapat membuka akses jalan untuk masyarakat di desa ini, karena sering terjadi longsor.

Merancang Jalur Pendakian Gunung Pertama di Riau



Discovery First Mountain in Riau | Gunung Djadi

XPDC 12-12 | Part 1


Hari Ketiga | Memasuki hari ketiga perjalanan, Sabtu (31/12) Dona Rahayu yang turut serta dalam ekpedisi ini mengabarkan melalui Short Message Service (SMS) dengan kondisi sinyal yang darurat. “Saat ini kami berada di ketinggian 341 mdpl. Pada pukul 16.45 wib. Diperkiraakan kami berada di kaki gunung jadi. Dan kami menuju sungai santi kiri. Kami telah menetapkan shelter I di ketinggian 157 mdpl, dan shelter II di ketinggian 161 mdpl. Di kedua shelter terdapat mata air kecil.

Dan di posisi sekarang kami tidak lagi menemukan mata air, tetapi di perkirakan pada ketinggian 500 mdpl kami akan menemukan sumber mata air. Kondisi tim sehat, tetapi sebagian tim yang tidak menggunakan sepatu boat mengalami lecet-lecet. Dan kami telah melewati puncak tertinggi pertama dari bukit santi dengan ketinggian 318 mdpl. Dari GPS kami akan melewati 4 puncak lagi dan total puncak sebelum puncak tertinggi kami akan melewati 5 puncak secara keseluruhan.

Air Terjun Setinggi 7 Meter Jadi Pesona Tersendiri



Discovery First Mountain in Riau | Gunung Djadi
XPDC 12-12 | Part 1


Hari Kedua | Tim XPDC ini yang terdiri dari 7 (tujuh) laki-laki diantaranya Hendra Yudhistira (Ketua Tim), AkhwanBinawan, Karya Rizki (Tim Perjalanan), Fahmi, Arif, Boim, (Tim Riset)RiandraHamdani, dan 2 (dua) perempuan yaitu Dona Rahayu, dan Aulia Siregar (TimDokumentasi) dihantarkan sampai pada titik dimana terjadinya longsor tersebut. Padahal dalam rencana awal tim akan dihantarkan sampai ke Desa Sungai Santi. Namun karena terkendala adanya longsoryang menutup setengah jalan mobil, sehingga perjalanan terhenti dan tim terpaksa harus meneruskannya dengan berjalan kaki. Setelah melakukan diskusi, tim pun akhirnya menyepakati untuk bermalam di desa sungai santi sekaligus mencari informasi sebanyak-banyaknyatentang keberadaan gunung Djadi ini. Diskusi santai di malam hari denganbeberapa orang warga mendapatkan banyak informasi.

Memasuki hari kedua, tim melanjutkan perjalanan pada pukul 09. 30 wibpada jumat (30/12) setelah berbenah dan sarapan pagi. Jalan setapak yang kamilalui sangatlah licin akibat hujan tadi malam. Jalan menjadi berlumpur danmembuat kami harus terhenti-henti menelusuri jalan setapak ini. Seluruh kondisitim aman.

Upacara Pelepasan Ditemani Hujan Rintik

Discovery Firrt Mountain in Riau
XPDC 12-12 | Part 1


Hari Pertama | Rabu (29/12) merupakan saat keberangkatan Tim Discovery First Mountain in Riau. Seluruh aktivitas mempersiapankan segala sesuatunya digegas yang di mulai tepatpada pukul 10.00 wib. Suasana sekretarian River Defender (RD) pun tampakseperti pasar dadakan, 9 (sembilan) orang yang tergabung dalam tim sibuk mempersipakan segala sesuatunya. Mulai dari perlengkapan tim, medis, logistic dan dokumentasi. Banyak juga bantuan dari teman-teman yang lain.

Akhirnya tepat pada pukul 13.00 Wib segala sesuatunya kelar sudah. Upacara pelepasanpun berlangsung tepat di halaman depan Sekretariat RD yang juga merupakan Kantor Telapak BT Riau. Dengan kondisi hujan yang turun rintik-rintik, upacara pelepasan berjalan dengan hikmat. Diawali dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya diikuti oleh seluruh peserta yang hadir. Zainuri Hasim yang juga Ketua Telapak Badan Teritori (BT) Riau memipin upacara tersebut. Dalam kata sambutannya beliau mengatatakan sedikit cemas bercampur gregetan. Cemas dikarenakan kondisi saat ini musim hujan takut kalau terjadi sesuatu, gregetan karena tidak bisa ikut dalam XPDC ini.