Mencari Oxbow, Mencari Potensi Desa yang Terlupakan
(Sekilas perjalanan Tim Goes To River sempenan ulang tahun River
Defender)
Oleh River Defender
Panas terik tak jadi
hambatan. Pukul 13.45, lima sepeda motor tetap melaju menyusuri jalanan. Rombongan
kali ini dinamakan tim Goes To River.
Program ini adalah rangkaian perayaan ulang tahun River Defender (RD). Tujuanya, mencari salah satu oxbow di Desa
Pelupuk, Kecamatan Pantai Raja, Kabupaten Kampar.
Butuh waktu 30 menit dari
Pekanbaru menuju Pelupuk. Setengah jalannya masih pasir batu. Sesampainya di
Pelupuk, rombongan RD lansung ke tepi
sungai. Sungai sudah bewarna coklat. Tak jauh dari situ, ada penambang emas
sedang bekerja menyedot pasir. Oxbow yang dicari belum ditemukan.
“Mungkin ke arah kanan, kami juga baru sekali ini ke Pelupuk, kami dapat info dari Google Earth di sini ada oxbow,” kata Wewen, Ketua RD.
Wewen keluarkan GPS. Mencari
posisi tim sekrang. Imam, anggota RD, mulai otak-atik smartphone miliknya. Tujuanya sama, mencari titik dan nama lokasi
tempat tim berdiri. Usaha wewen dan Imam gagal. Pasalnya, sinyal kurang
mendukung. GPS dan Smartphone tak berhasil menemukan lokasi.
Rombongan pun bergerak ke
arah kanan. Sekitar tiga menit perjalanan, sampai di pintu masuk areal oxbow.
Tim kembali kecewa, pagar ditutup dan di kunci gunakan rantai sepeda motor. Di
plangnya, ada tulisan Pemburu Dilarang
Masuk. Tim pun putuskan kembali ke perkampungan. Ada atau tidaknya oxbow
masih tanda tanya.
Oxbow adalah danau berbentuk
U. Oxbow terbentuk ketika sebuah kelokan sungai dengan sungai utama terpotong
dan sehingga membentuk danau. Bentukan Fluvial tersebut lah yang dinamakan
danau oxbow dengan bentuk lengkungan yang khas.
Di Australia danau oxbow juga disebut Billabong, yang berasal dari bahasa asli. Danau oxbow terbentuk dari waktu ke waktu dari erosi dan pengendapan tanah yang terdapat di sungai.
Di Australia danau oxbow juga disebut Billabong, yang berasal dari bahasa asli. Danau oxbow terbentuk dari waktu ke waktu dari erosi dan pengendapan tanah yang terdapat di sungai.
Pertama, pembentukan oxbow
dimulai dalam putaran sungai perjalanan lebih lambat menyebabkan pengendapan
lumpur. Sementara itu, air di tepi luar cenderung sebabkan pengendapan lumpur.
Kemudian, air di tepi luar cenderung mengalir cepat yang mengikis tepian
membentuk meander atau kelokan sungai yang lebih luas. Seiring waktu putaran meander melebar sampai bagian lehernya lenyap sama sekali. Kemudian,
meander akan dihapus dari sungai dan
danau oxbow terbentuk.
analisis lainya, Oxbow atau juga disebut sungai mati, dibentuk sebagai akibat dari ditinggalkannya alur sungai oleh aliran air sungai utama, sehingga aliran air sungai terhenti atau berpindah ke alur sungai yang lain. Pemotongan alur sungai ini terjadi karena sungai tersebut telah mengalami kelengkungan (sinous), sungai yang telah mengalami terbentuknya meander. Ada tiga cara pemotongan sungai yang menyebabkan sungai tersebut ditinggalkan/mati yang membentuk dasar sungai mati (abandoned river), yaitu Chu cut off, neck cut off, dan avulsi. Pada pemotongansungai yang telah mengalami meandering tersebut akan membentuk semacam tapal kuda (oxbow).
analisis lainya, Oxbow atau juga disebut sungai mati, dibentuk sebagai akibat dari ditinggalkannya alur sungai oleh aliran air sungai utama, sehingga aliran air sungai terhenti atau berpindah ke alur sungai yang lain. Pemotongan alur sungai ini terjadi karena sungai tersebut telah mengalami kelengkungan (sinous), sungai yang telah mengalami terbentuknya meander. Ada tiga cara pemotongan sungai yang menyebabkan sungai tersebut ditinggalkan/mati yang membentuk dasar sungai mati (abandoned river), yaitu Chu cut off, neck cut off, dan avulsi. Pada pemotongansungai yang telah mengalami meandering tersebut akan membentuk semacam tapal kuda (oxbow).
Kembali ke perjalanan tim.
Perjalanan pulang, tim bertemu dengan Darwis, 45 tahun. Ia pemilik kedai
kelontongan di Pelupuk. Selain punya warung, Darwis juga menjual hasil pinang
miliknya. Tampak anak Darwis bersama istrinya membelah buah pinang.
“Nanti ada orang yang
mengambil ke sini,” kata Darwis.
Terkait oxbow, Darwis
membenarkan ada sungai mati di Pelupuk yang sering disebut warga Pelupuk
sebagai danau. Menurut Darwis, saat ini danau tak boleh di kelola sembarangan.
Meskipun hanya memancing.
“Danau itu sudah ada
kelompok yang punya, jadi tidak sembarang orang bisa masuk ke danau,” kata
Darwis.
Darwis menjelaskan, Desa
Pelupuk saat ini membuat danau-danau mati menjadi aset warga yang bisa
meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya desa Pelupuk. Jika ada yang
ingin memanfaatkan danau harus menjadi anggota kelompok pemilik dulu.
“Syaratnya harus membeli
ikan tangkapan hasil danau. Artinya ikan hasil danau tersebut dimanfaatkan
untuk kas desa, sehingga bisa digunakan untuk pembangunan sarana dan prasarana
kampung,” terang Darwis.
Mendengar keterangan Darwis,
Wewen langsung antusias. Menurutnya, desa Pelupuk sudah mulai meberdayakan
sungai mereka untuk pembangunan desa.
Darwis merespon hangat
tawaran Wewen. Kata Darwis, jika ke desa Pelupuk lagi nanti minta ke RW untuk
ada yang menemani. Agar, katanya, ada pemandu jalan sehingga lebih maksimal
dalam memetakan desa.
“Artinya disini memang ada
Oxbow, dan pemberdayaan sungai di desa ini cukup baik, minggu depan atau dua
minggu lagi kita kesini lagi untuk ambil data masyarakat dan mulai membuat peta
desa, jika nanti tak ada kesempatan, kita Riverdefender akan belajar dari masyarakat tentang pengelolaan oxbow milik Desa Pelupuk,” terang Wewen kepada tim.
0 comments:
Posting Komentar