Rabu, 05 Juni 2013

Mencari Oxbow, Mencari Potensi Desa yang Terlupakan

 

Mencari Oxbow, Mencari Potensi Desa yang Terlupakan

(Sekilas perjalanan Tim Goes To River sempenan ulang tahun River Defender)
 



Oleh River Defender
 
Panas terik tak jadi hambatan. Pukul 13.45, lima sepeda motor tetap melaju menyusuri jalanan. Rombongan kali ini dinamakan tim Goes To River. Program ini adalah rangkaian perayaan ulang tahun River Defender (RD). Tujuanya, mencari salah satu oxbow di Desa Pelupuk, Kecamatan Pantai Raja, Kabupaten Kampar.

Butuh waktu 30 menit dari Pekanbaru menuju Pelupuk. Setengah jalannya masih pasir batu. Sesampainya di Pelupuk, rombongan RD lansung ke tepi sungai. Sungai sudah bewarna coklat. Tak jauh dari situ, ada penambang emas sedang bekerja menyedot pasir. Oxbow yang dicari belum ditemukan.

“Mungkin ke arah kanan, kami juga baru sekali ini ke Pelupuk, kami dapat info dari Google Earth di sini ada oxbow,” kata Wewen, Ketua RD.

Wewen keluarkan GPS. Mencari posisi tim sekrang. Imam, anggota RD, mulai otak-atik smartphone miliknya. Tujuanya sama, mencari titik dan nama lokasi tempat tim berdiri. Usaha wewen dan Imam gagal. Pasalnya, sinyal kurang mendukung. GPS dan Smartphone tak berhasil menemukan lokasi.

Rombongan pun bergerak ke arah kanan. Sekitar tiga menit perjalanan, sampai di pintu masuk areal oxbow. Tim kembali kecewa, pagar ditutup dan di kunci gunakan rantai sepeda motor. Di plangnya, ada tulisan Pemburu Dilarang Masuk. Tim pun putuskan kembali ke perkampungan. Ada atau tidaknya oxbow masih tanda tanya.

Oxbow adalah danau berbentuk U. Oxbow terbentuk ketika sebuah kelokan sungai dengan sungai utama terpotong dan sehingga membentuk danau. Bentukan Fluvial tersebut lah yang dinamakan danau oxbow dengan bentuk lengkungan yang khas.

Di Australia danau oxbow juga disebut Billabong, yang berasal dari bahasa asli. Danau oxbow terbentuk dari waktu ke waktu dari erosi dan pengendapan tanah yang terdapat di sungai.

Pertama, pembentukan oxbow dimulai dalam putaran sungai perjalanan lebih lambat menyebabkan pengendapan lumpur. Sementara itu, air di tepi luar cenderung sebabkan pengendapan lumpur. Kemudian, air di tepi luar cenderung mengalir cepat yang mengikis tepian membentuk meander atau kelokan sungai yang lebih luas. Seiring waktu putaran meander melebar sampai bagian lehernya lenyap sama sekali. Kemudian, meander akan dihapus dari sungai dan danau oxbow terbentuk.

analisis lainya, Oxbow atau juga disebut sungai mati, dibentuk sebagai akibat dari ditinggalkannya alur sungai oleh aliran air sungai utama, sehingga aliran air sungai terhenti atau berpindah ke alur sungai yang lain. Pemotongan alur sungai ini terjadi karena sungai tersebut telah mengalami kelengkungan (sinous), sungai yang telah mengalami terbentuknya meander. Ada tiga cara pemotongan sungai yang menyebabkan sungai tersebut ditinggalkan/mati yang membentuk dasar sungai mati (abandoned river), yaitu Chu cut off, neck cut off, dan avulsi. Pada pemotongansungai yang telah mengalami meandering tersebut akan membentuk semacam tapal kuda (oxbow).

Kembali ke perjalanan tim. Perjalanan pulang, tim bertemu dengan Darwis, 45 tahun. Ia pemilik kedai kelontongan di Pelupuk. Selain punya warung, Darwis juga menjual hasil pinang miliknya. Tampak anak Darwis bersama istrinya membelah buah pinang.

“Nanti ada orang yang mengambil ke sini,” kata Darwis.

Terkait oxbow, Darwis membenarkan ada sungai mati di Pelupuk yang sering disebut warga Pelupuk sebagai danau. Menurut Darwis, saat ini danau tak boleh di kelola sembarangan. Meskipun hanya memancing.

“Danau itu sudah ada kelompok yang punya, jadi tidak sembarang orang bisa masuk ke danau,” kata Darwis.

Darwis menjelaskan, Desa Pelupuk saat ini membuat danau-danau mati menjadi aset warga yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya desa Pelupuk. Jika ada yang ingin memanfaatkan danau harus menjadi anggota kelompok pemilik dulu.

“Syaratnya harus membeli ikan tangkapan hasil danau. Artinya ikan hasil danau tersebut dimanfaatkan untuk kas desa, sehingga bisa digunakan untuk pembangunan sarana dan prasarana kampung,” terang Darwis.

Mendengar keterangan Darwis, Wewen langsung antusias. Menurutnya, desa Pelupuk sudah mulai meberdayakan sungai mereka untuk pembangunan desa.

Darwis merespon hangat tawaran Wewen. Kata Darwis, jika ke desa Pelupuk lagi nanti minta ke RW untuk ada yang menemani. Agar, katanya, ada pemandu jalan sehingga lebih maksimal dalam memetakan desa.

“Artinya disini memang ada Oxbow, dan pemberdayaan sungai di desa ini cukup baik, minggu depan atau dua minggu lagi kita kesini lagi untuk ambil data masyarakat dan mulai membuat peta desa, jika nanti tak ada kesempatan, kita Riverdefender akan belajar dari masyarakat tentang pengelolaan oxbow milik Desa Pelupuk,” terang Wewen kepada tim.

0 comments:

Posting Komentar