Rabu, 09 Juni 2010

Wisata Memancing diantara Mentulik dan Langgam


Hari keempat penyusuran Sungai Kampar Kiri melintas di sebuah wilayah sepanjang aliran sungai yang tak kalah menariknya dengan Gunung Sahilan. Menarik karena wilayah ini biasanya hanya dikenal oleh para hobbyist atau penggemar wisata memancing. Wilayah ini terletak diantara Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan, tepatnya antara Desa Mentulik dan Desa Rantau Baru. Wilayah panjang ini juga melintasi 2 sungai, yaitu Sungai Kampar Kiri dan Sungai Kampar yang jadi sungai utamanya.

Sejak dari Mentulik, hampir setiap kali para aktivis menjumpai adanya kegiatan memancing. Ada yang memancing dari tepian sungai dan ada pula yang memancing dengan bantuan alat transportasi. Alat transportasi yang digunakan adalah perahu dayung,robin (baca: perahu motor), dan pompong atau perahu motor dari kayu yang berukuran lebih besar dari robin.

Salah seorang aktivis River Defender, Dodi Fadilah secara kebetulan juga seorang penghobi kegiatan memancing. Menurutnya wilayah ini telah lama dikenal sebagai daerah tujuan bagi para pemancing.

“Para pemancing umumnya menuju Mentulik, Singawek dan Langgam,” ujar Dodi menjelaskan.

Tak hanya pemancing lokal yang mengunjungi wilayah ini, tapi juga para pemancing profesional dari Pekanbaru. Para mancing mania asal Pekanbaru ini umumnya datang dengan peralatan pancing yang sangat lengkap untuk memancing selama 1-2 hari penuh.

Para aktivis ini berkesempatan untuk singgah di salah satu desa yang disebutkan oleh Dodi.
Desa itu bernama Singawek.
Namun para aktivis sempat heran karena kampung disebutkan ternyata sebuah desa yang lengang dan nyaris tidak berpenghuni. Di sini yang tampak hanya reruntuhan rumah kayu, atau rumah kayu tak berpenghuni, dan sebuah mesjid yang telah lama ditinggalkan. Belakangan para aktivis baru mengetahui bahwa desa ini telah 12 tahun ditinggalkan oleh warganya karena banjir besar yang merendam seluruh desa. Warga Singawek lalu pindah ke tempat baru yang lebih aman. Tempat baru ini bernama Desa Gading Permai.

Untunglah akhirnya para aktivis sempat bertemu dengan dua orang warga Singawek. Mereka pun lalu berbincang dengan kedua warga Singawek tersebut. Adalah Pak Kaharudin, seorang lelaki tua berusia 60 tahun yang kemudian bercerita panjang lebar soal kegiatan memancing di sepanjang Mentulik hingga Langgam ini. Menurut Pak Kaharudin, Singawek selalu menjadi tempat tujuan wisata pancing. Begitu terkenalnya wilayah ini, hingga banyak pejabat pemerintah dari Pekanbaru yang datang melempar kail. Bahkan bekas gubernur Riau, Saleh Djasit juga pernah memancing di sini.

Mereka biasanya datang memancing pada hari Sabtu/Minggu atau hari libur. Aktivitas memancing ini umumnya bertambah ramai saat air sungai sedang surut. Mereka menyewa perahu maupun pompong dari warga Singawek. Harga sewanya tidak terlalu mahal. Untuk sebuah perahu dayung, uang sewanya selama sehari penuh hanya Rp 30.000. Sementara itu untuk sebuah robin, hanya Rp 100.000 per hari tanpa BBM. Jika ingin menyewa pompong karena berukuran lebih besar dan nyaman, para pemancing hanya butuh merogoh koceknya sebesar Rp 250.000 s/d Rp 350.000 per hari tanpa BBM.

Pak Kaharudin juga mengantar para aktivis River Defender untuk mengunjungi salah satu lubuk (tempat ikan) di kampung ini sambil memancing. Lubuk-lubuk ini biasanya selalu jadi titik pemancingan. Beberapa lubuk yang sering jadi titik pemancingan adalah Kuala Singawek, Teluk Sontok, Teluk Umbai, Teluk Gading, Teluk Mengkudu, Teluk Danau Paki, Kuala Langgai, Teluk Beringin, Teluk Pekuburan, Bakung, dan Lubuk Kuala Kampar.

Cukup banyak jenis ikan yang biasa menjadi target wisata pancing di Singawek. IkanBaung, Selais, Singgarat, Idung Budak, Kapiyek, dan Juoaro dapat dijumpai di sini. Jika beruntung, terkadang para pemancing dapat memperoleh ikan Tapah dan Patin berukuran besar di sini. Rudi Hartono (35 th), warga Singawek lain yang ditemui, mengatakan bahwa dua minggu lalu para pemancing yang datang rata-rata bisa mengangkat 5 kg ikan dari pancingnya.

Penuturan kedua warga Singawek ini tampaknya bukan isapan jempol belaka. Aliran Sungai Kampar Kiri di Singawek adalah wilayah yang selalu dijaga kelestariannya oleh warga setempat. Ninik Mamak setempat juga menetapkan sanksi yang berat pada orang-orang yang merusak wilayah sungai ini. Bahkan ada sebuah aturan yang melarang keras masuknya orang di luar warga desa untuk memasuki aliran Sungai Singawek. Ini adalah sebuah sungai kecil yang bermuara di Sungai Kampar Kiri. Bagi orang luar yang ingin memasukinya, maka ia haruslah memiliki saudara yang jadi warga Singawek dan sepengetahuan warga Singawek. Bagi warga Singawek sendiri, ditetapkan adanya retribusi sebesar Rp 1.000 setiap kali memasuki Sungai Singawek. Retribusi ini diperuntukkan bagi upaya pembangunan mesjid.

Ketika akhirnya tim ekspedisi Susur Kampar ini melanjutkan perjalanan, selalu saja berpapasan ataupun menjumpai para pemancing yang sedang beraksi dengan kailnya. Jadi, bagi para mancing mania yang ingin merasakan strike di sungai, coba lah ke Mentulik, Singawek, atau Langgam bro!!!


12 comments:

hari the blacket mengatakan...

seruuuuuu yaaa kapan yaa bisa mancing disana. team river defender ada yang jago mancing kan ada yang mancing gak? sayang sekali kalau team gak sempet mancing yaa ha ha ha ha. kalau sampah nya ngak banyak kayak di ciliwung yaa om


salam
ciliwung team

River Defender mengatakan...

kapan2 jalan ke riau om hari..biar tak ajak mancing..sampah sih nggak ada..

Tommy Kenishiro mengatakan...

malam ini rencana nya mau berangkat ke Langgam..salam Strike bro...:)

Anonim mengatakan...

Kapan lagi lintas sungai kampar akan dijelajahi lagi kita ambil lebih detail mulai dari salinitas, kedalaman dan kontur sungai kampar

Anonim mengatakan...

ikan kapiyek bentuknya seperti apa ya pak? ada fotonya

Anonim mengatakan...

ah sekarang sungai diriau rusak ekosistemnya, gak sprt dulu2 msh asri dan ikan masih banyak, kalo sekarang jangan harap, itu semua krn faktor ulah manusia, sementara pejabat daerah dan provinsi gak begitu peduli terhadap lingkungan, baik dari limbah pabrik dan pembabatan hutan.....hancuur...habis negeri kita....!!!

Hasan WS mengatakan...

sy sering jg mancing di daerah2 tsb. kmaren ke mentulik. tp air sungai coklat sekali krn skrg hampir setiap hr hujan dan akibat aktivitas penambangan emas shg ikan sedikit sekali tdk spt dulu.

duri.zulfahmi mengatakan...

Berapa Km dr pekanbaru ? Tlg share jalan menuju kesana dr pekanbaru broo

Zul

Chairul Ridzal mengatakan...

@duri 2 jam dri pkanbaru... aku org lgm aslli.. :D
tapi skarang lgi banjir.. aku aja g bsa plang dri pkanbaru k langgam..

Unknown mengatakan...

Izin Kopas bro.......

Unknown mengatakan...

Minggu ke mentulik, ngail mohh.. smg byk dpt rezeki.. amiin..

Unknown mengatakan...

Ada jasa sewa pompong gak untuk daerah gunung sahilan

Posting Komentar